Harga kedelai impor jatuh, kedelai lokal terancam

JAKARTA. Pasokan akan melimpah mebaikkan harga kedelai dunia akan jeblok. Sejak bulan April dahulu maka kini, harga kedelai antara bawah US$ 10 per busel (setara 27 kilogram). Meski saat bersamaan rupiah melayuh, harga kedelai saat ini termenandaskan masih tetap murah.
Yus'an, Direktur Eksekutif Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) mengatakan, seberjarak tahun ini negara produsen kedelai dunia seperti AS, Brasil, lagi Argentina tengah panen kedelai. Alhasil, negara-negara itu mempunyai stok kedelai yang berlimpah.
Stok adapun meluber ini pula adapun melontarkan harga kedelai global bertahan di keadaan hina. "Sampai sekarang harga kedelai di AS sekitar US$ 9,5 per busel " ujar Yus'an kepada KONTAN, Selasa (23/6).
Rendahnya harga jual kedelai dunia ini pula yang melangsungkan kedelai impor sampai ke Indonesia bersama harga Rp 6.100 tenggat Rp 6.300 per kilogram (kg) di tingkat importir. Harga ini habis lebih kecil ketimbang awal tahun ini yang mencapai Rp 9.000 per kg.
Alhasil, Akindo menargetkan sampai akhir bulan Juni 2015 ini, stok kedelai impor bisa mencapai 480.000 ton. Jumlah itu sudah cukup kepada kebutuhan kedelai tiga bulan ke depan.
Sekedar informasi setiap bulan konsumsi kedelai nasional diperkirakan mencapai 150.000 ton seengat beserta stok terkandung pasokan kedelai dipastikan aman.
Dia mengatakan hinanya harga kedelai dunia ini agak telah melahirkan pihak perorangan memilih demi mengimpor sendiri kedelai nan mereka butuhkan.
Aip Syarifuddin, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe-Tahu Indonesia (Gakoptindo) mengakui penurunan harga kedelai impor melakukan petekun paham tempe lebih senang. Apalagi kedelai impor lebih bagus kualitasnya karena kalau dimasak atas mengembang.
Menurutnya jika jauh didalam cuaca natural harga kedelai impor untuk bahan baku tahu tempe diperoleh memakai harga Rp 7.300 per kg, maka saat ini harganya belaka sekitar Rp 6.100-Rp 6.500 per kg.
Rendahnya harga kedelai impor jelas menjadi pukulan telak bagi petani kedelai lokal Pasalnya, berjibun pembeli yang lebih menyukai kedelai impor beserta asas harga yang lebih murah serta kualitas yang memadai.
Hanya, kata Yus'an, penurunan harga kedelai impor ini tak dituruti harga kedelai lokal yang harganya masih berada antara atas Rp 10.000 per kg.
Dengan kondisi ibarat ini, Yuslan khawatir, peminat kedelai lokal akan beralih ke kedelai impor yang lebih murah. Jika ini terjadi, petani lagi-lagi akan menjabat korban lantaran tak bisa menjual hasil panen kedelai. Penurunan harga menjabat opsi yang tak bisa dikelucuanr.
Cek Berita dan Artikel adapun lain dekat Google News